helo
kali
ini gue mau posting puisi ciptaan ibu gue. iya dia punya hobi buat
puisi kalo gak lagi dinas (read:masak,cuci baju,cuci piring). ini cuma
sebagian dari hasil ciptaannya dan masih banyak lagi tapi sebelum ibu
gue eksis melebihi Chairil Anwar mending gue bagi disini karena berbagi
itu indah kan?
Ayah Lihatlah Putrimu
AYAH ...lihatlah putrimu
tak lagi kecil, yang selalu kau gendong di punggungmu
tak lagi merengek manja meminta sesuatu
yang akhirnya selalu kau selipkan di tanganku seperti yang ku mau
tak lagi kecil, yang selalu kau gendong di punggungmu
tak lagi merengek manja meminta sesuatu
yang akhirnya selalu kau selipkan di tanganku seperti yang ku mau
AYAH ... lihatlah putrimu
tak lagi menangis bila ku takut akan sesuatu
tak lagi malu bila berbicara dan berlindung di belakangmu
lihatlah ayah putrimu yang sekarang
ku telah tumbuh seperti bunga yang sedang mekar read more-->
tak lagi menangis bila ku takut akan sesuatu
tak lagi malu bila berbicara dan berlindung di belakangmu
lihatlah ayah putrimu yang sekarang
ku telah tumbuh seperti bunga yang sedang mekar read more-->
tutur kata yang selalu ikuti katamu merunduk dan tenang
menjaga diri menjaga tradisi menjaga imani
di balik agama sebagai pondasi
AYAH ... lihatlah putrimu
Gadis Pinggir Kota
ku gadis pinggiran sudut kota
terpencil tak terkena kemilau kristal
berteman embun menembus kegelapan aksara
mencoba mengintip dunia buku
terpencil tak terkena kemilau kristal
berteman embun menembus kegelapan aksara
mencoba mengintip dunia buku
bermodalkan ani ani di tangan
bapak titipkan senyum harapan
mengikat tali tali sepatuku denga doa
pergilah neng ...
jangan risaukan padi di lumbung
jangan risaukan irigasi hidup
pergilah ...
buatkan bapak dan emakmu cahaya
ku ikuti setapak di pematang
berbekal sangu menatap matahari
hingga aksara berakhir di senja
guratan kupun tlah usai
dengan sebuah bintang di tangan
tapi ... tak ada senyum
kala perjalanan berakhir
tak ada pintu yang dapat ku buka
ku terpenjara tradisi pinggir kota
bapak titipkan senyum harapan
mengikat tali tali sepatuku denga doa
pergilah neng ...
jangan risaukan padi di lumbung
jangan risaukan irigasi hidup
pergilah ...
buatkan bapak dan emakmu cahaya
ku ikuti setapak di pematang
berbekal sangu menatap matahari
hingga aksara berakhir di senja
guratan kupun tlah usai
dengan sebuah bintang di tangan
tapi ... tak ada senyum
kala perjalanan berakhir
tak ada pintu yang dapat ku buka
ku terpenjara tradisi pinggir kota
Dengarlah Jerit Jepit Rambutku
langkah dan tangan kecilku
menyibak diantara rumput rumput hidup
mencari wangi BUNGA DUNIA tanpa nestapa
yang akan ku sematkan diantara JEPIT rambutku
menyibak diantara rumput rumput hidup
mencari wangi BUNGA DUNIA tanpa nestapa
yang akan ku sematkan diantara JEPIT rambutku
hingga hujan membasuh bumi
belum juga kutemukan, ku dingin teramat DINGIN
tangan gemetar menyibak setiap inci rumput
lihatlah wajah TIRUSku, adakah terselip dosa ?
hujan ... dengarlah JERIT jepit rambutku
kau boleh basahi sekujur tubuhku, ku takkan mengeluh
kau boleh bekukan jiwaku, ku takkan lari darimu
tapi bantulah ku temukan wangi bunga duniaku
sebagai PENUKAR semua itu
belum juga kutemukan, ku dingin teramat DINGIN
tangan gemetar menyibak setiap inci rumput
lihatlah wajah TIRUSku, adakah terselip dosa ?
hujan ... dengarlah JERIT jepit rambutku
kau boleh basahi sekujur tubuhku, ku takkan mengeluh
kau boleh bekukan jiwaku, ku takkan lari darimu
tapi bantulah ku temukan wangi bunga duniaku
sebagai PENUKAR semua itu
BU ...
tak genap sepekan lagi usia putrimu bertambahdi waktu tersebut ku selalu mengetuk pintu yang sama
kau pun selalu mengelus dengan senyummu
sabarlah sayaaaaang itu yang selalu terukir d katamu
Bu ..
maafkan putrimu, ku belum dapat berikan yang kau inginkan
ijinkanku rebahkan kembali februariku di pangkuanmu
ku lelah bu, ku tak sekuat tangan tanganmu yang lembut
tak setegar dua sudutmu yang tak pernah menetes di depanku
Bu ..
ku belum mampu mengajakmu bertamu ker rumah tuhan
seperti yang kau hadiahkan padaku kemarin
maukah kau berjalan dengan putrimu nikmati senja berdua
dan rasakan genggaman tanganku yang penuh cinta padamu
bu lihatlah senyum februariku, cantikkah ??
Bibir Merah Mengerucut
tak lagi tergelak karena gelitik jari
tak lagi tersenyum lucu menarik hati
hanya mampu MENGGISIK mata yang perih
langkah tak terasa, membawaku ke PINTU lama
terduduk .. memandang rumput yangg tak terawat
ku ayunkan dudukku di AYUNAN yang tlah lama tak tersentuh
tatap kosong meraba aksara aksara teronggok
tak kusentuh apalagi ku bawa pulang dalam hati
ku hanya ingin SINGGAH melemaskan sendi kaki
tapi ... bila kusalah lakukan ini, kan KUTARIK kembali waktu
kan ku berikan KUNCI RUMAH LAMAKU padamu
Nah, sekian postingan kali ini.see ya
0 komentar:
Posting Komentar